Sedari masa-masa awal pemberitaanya di media massa, sosok Jokowi mampu mengundang perhatian banyak orang. Ketika ia masih menjadi walikota solo, sosoknya yang ramah, santun, dan gemar blusukan cukup mudah untuk booming kala itu.
Perlahan-lahan, citra Jokowi pun naik. Tak lama berselang, pilkada DKI Jakarta dihelat. Jokowi digandeng oleh salah satu partai besar yang ada di negri ini untuk maju ke kursi Gubernur. Setelah terpilih, ia kembali dicalonkan untuk maju memperebutkan kursi RI 1 untuk meneruskan kepemerintahan.
Ya, Jokowi memang orang yang unik. Segala tindak tanduknya memang apik untuk disorot awak media. Namun apakah kamu tau jika era kepemerintahan Jokowi cukup mirip dengan filosofi yang bisa kita lihat dari seekor ikan? Oke, kita simak ulasan berikut ini yuk.
1. Ketika ikan berenang, ia akan terus maju dan tidak pernah mundur
Hal ini benar. Saat ikan bergerak, berbelok, atau berputar haluan, ikan tetap saja berenang maju. Ikan tak pernah sekalipun berenang mundur, dan lebih suka memilih jalan memutar bila menemui kesalahan.
Filosofi inilah yang mungkin diselami oleh Jokowi. Saat sudah berhasil memegang kuasa dipemerintahan, Jokowi terus maju untuk merevolusi bangsanya. Ia tidak akan mundur dari semua kewajiban tugas yang telah diembanya demi apa yang diyakininya.
2. Ikan senantiasa berenang melawan arus
Perhatikanlah dengan seksama ikan-ikan yang hidup di sungai atau air di kolam yang berarus cukup deras. Semua ikan tadi pasti akan terlihat berenang melawan arus. Filosofinya ialah, ikan akan semakin kuat dan mudah untuk bertumbuh besar bukan karena mengikuti arus sungai.
Melainkan, karena ia terbiasa melawan arus sungai. Semakin rajin ikan berenang melawan arus, maka ikan itupun akan menjadi semakin kuat.
3. Ikan meloncat ke kolam yang lain
Mungkin sudah menjadi naluri ikan bahwa ia tidak akan pernah tenang dan nyaman bila terlalu lama berada di kolam yang sama. Jika ada disekitarnya terdapat kolam lain yang berdampingan, ikan-ikan itu akan cenderung berusaha untuk meloncat.
Begitu halnya dengan Jokowi. Ketika Jokowi sudah menjadi pengusaha, ia berusaha meloncat menjadi wali kota Solo. Dari sana, ia meloncat lagi menjadi seorang Gubernur DKI Jakarta dan terakhir ia meloncat demi menjadi Presiden.
4. Ikan senantiasa berpendirian yang teguh
Ikan tidak mudah merubah dirinya menjadi asin ataupun berlumur lumpur dan penuh dengan kotoran. Walaupun hidup di tempat asin seperti air laut, ikan tidak pernah terasa asin. Ikan selalu memproteksi dirinya dari rasa asin.
Begitu pula Jokowi, ia terus berusaha menyelami filosofi ikan ini. Walaupun Indonesia cukup terkenal dengan tingginya angka korupsi, Jokowi selalu berusaha sebisa mungkin agar tidak tersandung kasus korupsi yang sering diberitakan di media masa.
5. Ikan tidak mempunyai wajah yang iri
Seperti yang kita tau, Ikan tidak pernah mau hidup di darat. Seberapa pun dahsyatnya daratan yang penuh dengan pesona akan gemerlapan, tetap saja ikan tidak bisa tergoda dan merasa iri. Ikan tetap nyaman di air, sebagaimana dengan kodratnya.
Hal ini karena ikan tahu tentang dirinya yang berbeda. Ia sadar ia mempunyai insang sedangkan yang lain tidak. Dikeseharianya, Jokowi meneladani filosofi ikan ini. Jokowi tidak pernah merasa iri akan kesuksesan yang didapat oleh orang lain. Jokowi sudah memahami betul tentang dirinya dan juga kodratnya.
Oke gaes, itulah tadi artikel singkat kami tentang filosofi ikan yang ternyata ada kemiripannya dengan Pak Jokowi. Semoga kalian bisa memetik hikmahnya ya!