Filosofi Sepatu

5 Filosofi Sepatu, Selalu Bersama Tapi Tak Bisa Bersatu

Salah satu aksen yang wajib dipakai saat acara formal atau kasual, sepatu. Melindungi kaki manusia di atas jalan yang terjal, panas, dan tak menentu. Itulah sepatu, kegunaannya pun tidak bisa kita remehkan. Karena itu, filosofi sepatu begitu memberi banyak pelajaran bagi kita semua.

Kita bisa belajar tentang kebersamaan yang tak akan pernah disatukan, namun tetap saling melengkapi, saling pengertian, dan serasi. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari filosofi sepatu ini. Hal-hal itulah, yang akan kita bahas sama-sama dalam artikel menarik berikut ini. Langsung simak aja yuk!

1. Tak Pernah Sama Namun Saling Melengkapi

Filosofi Sepatu
Filososi sepatu via virdiyanavina20.blogspot.co.id

Sepatu kiri dan kanan tidak memiliki bentuk yang sama. Namun keduanya akan melengkapi. Kemanapun perginya, sepatu bagian kiri dan kanan akan saling melengkapi. Bahkan apabila salah satunya tidak ada, maka sepatu tersebut tidak akan berarti.

Selain tak pernah sama, sepatu juga tak bisa bersatu. Selalu bersama, namun tak pernah bisa bersatu. Seperti lantunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi kondang Tulus. Lagu ini sangatlah pas dengan filosofi sepatu tak pernah sama, namun saling melengkapi.

2. Saling Pengertian

Filosofi Sepatu
Filosofi sepatu via twitter.com

Sepatu memiliki sifat saling pengertian. Sepasang sepatu tidak harus melangkah bersama-sama. Namun dalam berjalan, sepatu harus bergantian. Keduanya seolah mengerti mana yang harus didahulukan. Dirinya atau pasangannya. Sehingga dengan keselarasan ini terciptalah sebuah langka yang indah.

Dengan sifat saling pengertian ini, kedua sepatu pun akhirnya bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan. Keduanya tidak hanya berangkat bersama, namun juga akan sampai tujuan secara bersama-sama pula apabila kedua sepatu tersebut saling pengertian dan tidak mementingkan kepentingan pribadinya.

3. Persamaan Derajat

Filosofi Sepatu
Filosofi sepatu via hipwee.com

Sepasang sepatu tidak pernah merasa dirinya lebih tinggi dan hebat dari pasangannya. Sebaliknya, sepasang sepatu akan memiliki derajat yang sama. Jika salah satu dari mereka berada di lantai bawah, maka salah satunya juga berada disitu.

Begitu juga apabila salah satunya berada lantai atau di puncak gunung,maka bagian yang lain akan berada di tempat yang sama. Dimanapun berada, sepasang sepatu akan berada di tempat yang sama. Bahkan tidak mungkin satu bagian sepatu meninggalkan bagian lainnya karena merasa lebih baik.

4. Penampilan Bukanlah Jaminan

Filosofi Sepatu
Filosofi sepatu via mayuridafinurillah.blogspot.com

Salah satu pelajaran dari sepatu adalah penampilan bukanlah jaminan. Sebagus dan semahal apapun sepatu anda, tetaplah berada di bawah dan diinjak-injak. Artinya penampilan bukanlah jaminan untuk hidup mulya.

Setampan dan secantik apapun jika dia tempatnya di bawah maka tetap akan berada di bawah. Tidak peduli dia berasal dari bahan apa, modelnya tahun berapa, harganya berapa, serta belinya dimana. Namun jika itu sepatu maka kodratnya sudah berada di bawah dan diinjak-injak.

5. Pasangan Serasi

Filosofi Sepatu
Filosofi sepatu via twitter.com

Sepatu adalah salah satu contoh pasangan serasi. Bagian kanan dan kiri yang di buat tidak sama ternyata merupakan pasangan yang serasi. Mau berjalan kemanapun, sepatu selalu beriringan. Dua sosok tersebut selalu berangkat dan menuju tujuan yang sama.

Keserasian sepasang sepatu tidak hanya ketika dipajang, namun dalam perjalanan kedua sepatu juga harus serasi. Satu hal lagi, pasangan sepatu tidak akan nyaman digunakan jika bukan miliknya atau bukan pasangannya. Keserasian ini membuktikan kesetiaan dalam berhubungan satu sama lainnya.

Itulah sedikit ulasan tentang filosofi sepatu, bak menemukan pasangan hidup yang lama tidak ketemu. Semoga, kita bisa menemukan pasangan seperti filosofi sepatu, ya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen − 2 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.