Filosofi Batik Kawung

4 Filosofi Batik Kawung yang Bikin Kamu Betah Memakainya

Filosofi batik kawung termasuk salah satu motif batik tertua dari tanah Jawa. Motif batik kawung sudah ada semenjak abad 9. Pada mulanya, batik ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh kalangan kerajaan. Masing-masing kalangan kerajaan pun memiliki motif yang berbeda baik itu untuk abdi dalem, keluarga kerajaan, maupun penari.

Setiap motif memiliki penanda untuk status dalam kalangan kerajaan serta tidak bisa dipakai sembarang orang. Dibalik aturan ketat batik kawung pada zaman dahulu, ternyata berikut makna dari pola batik kawung yang bakal bikin kamu betah memakainya.

1. Filosofi Batik Kawung Lambang Pengendalian Diri

Filosofi Batik Kawung

Menurut Iwet Ramadhan, Cerita Batik (2013) , nama Kawung berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu Suwung. Suwung sendiri bukan berarti kesepian, melainkan kekosongan. Kekosongan yakni kekosongan dari hawa nafsu serta hal-hal duniawi. Kekosongan ini akan membuat seseorang mengikuti kehendak alam. Tidak ada keinginan untuk mengejar hal-hal duniawi.

Nah, buat kamu tidak ada salahnya mulai mengurangi obsesi dalam mengejar hal duniawi. Bukan berarti kamu harus menyingkir dari hirup pikuk duniawi, tapi membiarkan semesta mengatur kehidupanmu akan membuatmu hidup lebih damai.

2. Buah Kawung Berwarna Putih Perlambang Hati yang Bersih

Filosofi Batik Kawung

Filosofi batik Kawung selanjutnya, terdapat pada buah kawung. Buah Kawung merupakan buah yang berasal dari pohon aren. Buah kawung lebih dikenal dengan sebutan kolang-kaling. Buah kolang kaling sendiri berwarna putih bersih. Warnanya yang putih bersih dianggap sebagai perlambang hati yang suci. Hati yang suci yang ialah hati yang selalu berkeinginan untuk berbuat baik.

Perbuatan baik yang dimaksud adalah perbuatan baik yang tak perlu disombongkan, hanya hati itu sendiri serta Sang Pencipta yang tahu. Kebaikanmu bukan sebuah karya yang perlu pengakuan khalayak umum. Kebaikanmu sudah diakui oleh Sang Pencipta, tanpa harus kau umbar-umbar kepada semua orang.

3. Pohon Aren Si Pohon Serbaguna Juga Menjadi Ciri Khas Batik Kawung

Filosofi Batik Kawung

Selain buahnya, motif pohon aren juga menjadi ciri khas batik kawung. Pohon aren sendiri memiliki makna sebagai pohon serbaguna. Mulai dari daun hingga buah semuanya terpakai. Daun aren terpakai sebagai atap rumah, buahnya bisa dimakan, hingga nira aren yang bisa dibuat gula.

Pola aren pada filosofi batik kawung mengingatkan kamu untuk selalu menjadi manusia yang berguna bagi sesama karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi sesama.

4. Batik Kawung Lambang Persatuan Rakyat

Filosofi Batik Kawung

Versi lain oleh S.K Sewan Susanto dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia menjelaskan bahwa motif batik kawung dalam bahasa Jawa diibaratkan sebagai saderek sekawan gangsal pancer. Empat buah kolang kaling melembangkan persaudaraan. Titik pusat di tengah diibaratkan sebuah pusat semesta.

Keempat buah yang menyatu bersama titik pusat melambangkan persatuan rakyat. Dibalik kecantikan motifnya, batik kawung mengingatkan kita agar selalu menjaga persatuan. Persatuan serta kerukunan akan membawa kita pada kehidupan yang damai.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 + six =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.