Filosofi Yudistira

4 Filosofi Yudistira Ini Bisa Kita Terapkan Dalam Kehidupan

Filosofi Yudistira, wayang  yang merupakan salah satu tokoh dalam Pandawa. Yudistira adalah anak sulung dari Pandu dan Kunti, pasangan raja ratu dari dinasti Kuru. Dalam pewayangan, Yudistira diberi gelar prabu dengan kerajaannya yang diberi nama Amarta. Yudistira barangkali hanya menjadi sebuah nama dalam tokoh wayang, namun ia memiliki julukan yang patut kita perhatikan.

Tak hanya itu, julukan-julukan tadi juga dapat kita jadikan pelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan. Seperti apakah 4 julukan Yudistira berikut bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari? Cek yuk ulasannya berikut ini!

1. Filosofi Yudistira: Berarti Pandai Memerangi Nafsu Pribadi

Filosofi Yudistira

Dalam pewayangan Jawa, Yudistira memiliki arti pandai memerangi nafsu pribadi. Mari kita ingat, sudah berapa kali nafsu menjadi alasan kita menghalalkan segala cara. Nafsu terhadap hal duniawi bisa mengalahkan akal sehat beserta nurani kita. Nafsu pribadi lah yang membawa kita dengan mudahnya menyakiti orang lain.

Mulai sekarang mari kita sedikit menekan nafsu pribadi untuk kebaikan kita serta orang-orang di sekitar kita. Mementingkan kepentingan bersama ialah prioritas yang patut kita utamakan dalam hidup. Jangan sampai, kita hanya sibuk mengurusi diri kita sendiri tanpa peduli dengan lingkungan sekitar yang telah banyak andil membentuk karakter kita hingga kini.

2. Gunatalikrama Melambangkan Kepandaian Yudistira Dalam Bertutur Kata

Filosofi Yudistira

Gunatalikrama sendiri memiliki makna pandai bertutur bahasa. Sebagai mahklik sosial, kita juga harus pandai dalam berbicara dengan sesama. Pernahkah Anda mendengar ungkapan jawa “Ajining Diri Saka Lathi”? Ungkapan tersebut memiliki arti seseorang bisa dihargai karena ucapan atau lidahnya.

Jika ucapan menentukan seberapa kita bisa dihargai, sudah sepatutnya kita menerapkan julukan Gunatalikrama milik Yudistira. Hendaknya kita berhati-hati dalam berucap, dan berupaya memilih ucapan yang enak didengar buat orang lain, dan jangan sampai menyakiti mereka. Sebab, ucapan tidak seperti tulisan yang bisa diedit sebelum dipublikasikan.

3. Menghormati Orang Lain Seperti Diri Sendiri Atau Biasa Disebut Samiaji

Filosofi Yudistira

Nama lain yang sering disematkan pada sosok Yudistira ialah Samiaji. Samiaji berarti menghormati orang lain seperti menghormati diri sendiri. Jika kita ingin dihormati, maka kita harus menghormati orang lain seperti kita menghormati diri sendiri. Memperlakukan orang lain sebaik ketika kita memperlakukan diri sendiri, berkata baik sebaik ketika kita berkata pada diri sendiri.

Oleh karena itu, dalam bersikap, hendaknya kita menghormati orang lain dengan tidak menyudutkan mereka, dan sebisa mungkin bersikap respek terhadap kelebihan dan kekurangan orang lain. Karena bagaimanapun juga, kita adalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.

4. Dharmaraja Atau Raja yang Menegakkan Dharma

Filosofi Yudistira

Dharmaraja menjadi salah satu julukan bagi sulung dari Pandawa. Dharmaraja berati Raja yang senantiasa menegakkan dharma. Dharma sendiri didefinisikan oleh kata agama. Namun kata agama tidak dapat mendefinisikan arti luas dharma. Sedangkan dharma menurut KBBI yaitu kewajiban, aturan dan kebenaran.

Sebagai manusia yang hanya hidup sebentar di bumi, sudah selayaknya kita menegakkan dharma atau nilai-nilai luhur serta kebenaran. Kita tidak tahu kapan kita akan kembali ke Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di bumi.

Nah, itu dia tadi sederet filosofi Yudistira yang patut kita sadari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, demi tercipta seorang pribadi yang banyak disukai serta tidak banyak yang membenci. Semoga bermanfaat ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × five =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.