Filosofi Gamelan

11 Filosofi Gamelan yang Punya Makna Dibalik Keindahan Bunyinya

Hai Gaes, jumpa lagi dengan kami. Kali ini, kami akan menghadirkan sebuah artikel filosofi yang tak kalah menarik dengan artikel filosofi yang biasa kami postingkan. Ya, artikel filosofi kali ini berjudul Filosofi yang bisa kita ambil dari Gamelan.

Kalian pasti tau Gamelan kan? Ya! Alat musik yang biasa dipakai di banyak acara adat ini, memang cukup populer. Meski jenis alat musiknya banyak, saat gamelan dimainkan oleh rombonganya, gamelan tetap mampu menghasilkan alunan musik yang merdu.

Jujur, saya sendiri suka dibuat ngantuk bila mendengar suara musik tradisonal yang satu itu. Walau begitu, saya tetap berniat untuk mempublish artikel filosofi ini kepada kalian. Tanpa basa-basi lagi, yuk langsung kita simak filosofi gamelan berikut ini.

1. Bonang barung dan bonang penerus

Bonang barung dan bonang penerus memiliki ukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi yang jika kita dengarkan akan berbunyi “nang” saat bonang ini ditabuh. Kata “nang“ bagi orang jawa diartikan sadar. Dan ini memiliki makna filosofis “setelah manusia terlahir, ia harus bisa berfikir dengan hati yang jernih agar bisa mengambil keputusan dengan penuh kesadaran”.

2. Kethuk

Kethuk adalah instrumen gamelan yang berbunyi “thuk” ketika ditabuh. Kata “thuk” ini bagi orang jawa diartikan sebagai manthuk yang berarti setuju dalam bahasa Indonesia. Ini dimaksudkan agar manusia harus setuju dengan semua perintah serta larangan sang pencipta.

3. Kendhang

Filosofi gamelan ketiga, ialah kendang, yang merupakan alat gamelan yang dibuat dari kayu nangka. Kendang sendiri adalah pimpinan dalam permainan musik gamelan. Kendhang juga berfungsi untuk mengendalikan irama cepat atau lambat dalam permainan music gamelan.

Kata kendang diambil dari bunyi suara alat musik yang saat dimainkan berbunyi “ndang”. Adapun filosofi dari “ndang” adalah kata kerja yang memiliki arti bersegeralah dalam beribadah kepada Tuhan sang Maha Pencipta.

4. Kempul

Kempul merupakan salah satu instrumen gamelan, yang identik dengan gong. Hanya saja, ia berukuran lebih kecil. Biasanya kempul ditabuh beberapa kali yang kemudian disusul tabuhan gong. Dalam bahasa jawa, kempul diartikan kumpul. Kata ini adalah kata ajakan untuk berjama’ah di dalam beribadah.

5. Saron

Saron terbuat dari bahan besi, karet, kayu, dan paku dengan bentuk menyerupai lesung kecil. Saron ini memiliki lima macam tangga nada berdasarkan oktafnya. Kata saron sendiri dalam bahasa jawa bermakna sero yang artinya keras.

6. Gender

Filosofi gamelan selanjutnya, ialah gender, yang berasal dari kata gendera yang bermakna bendera. Bendera sendiri merupakan simbol permulaan. Dalam Gamelan, Gender ini dimainkan dengan mendahului alat-alat musik lainnya

7. Rebab

Rebab merupakan salah satu alat gamelan yang dibunyikan terlebih dahulu jika gender tidak ada. Adapun makna filosofi gamelan dari rebab ini adalah tujuan atau keinginan dari suatu tindakan.

8. Gambang

Gambang ini berasal dari kata gamblang yang bermakna seimbang dan jelas, yang menunjukan adanya keseimbangan antara kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat.

9. Suling

Suling ini merupakan salah satu intrumen musik gamelan yang terbuat dari batang bamboo. Adapun cara memainkan alat musik ini yakni dengan meniupnya hingga mengeluarkan bunyi. Dalam bahasa jawa, filosofi suling yaitu eling yang artinya ingat. Filogosi gamelan ini bermaksud agar manusia mampu selalu teringat akan kewajibannya.

10. Siter

Siter merupakan sebuah alat gamelan yang berasal dari kata siteran. Siter sendiri aalat musik petik.

11. Gong

Gong merupakan alat gamelan yang suaranya paling jelas ketika dibunyikan. Cara memainkanya cukup dengan dipukul.

Baik gaes, itulah tadi artikel singkat kami tentang filosofi gamelan yang bisa kita ambil pelajaran darinya. Semoga menginspirasi, see you next post!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven − two =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.