Untuk kamu yang hobi mendaki gunung, pasti tak asing lagi dengan bunga yang satu ini: Edelweis. Bunga yang tumbuh di dataran tinggi ini, ternyata menyimpan banyak pelajaran bagi kita. Ya, filosofi bunga Edelweis mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang baik dan hangat.
Kira-kira, apa saja yang bisa kita pelajari dari filosofi bunga Edelweis ini? Langsung simak aja yuk!
1. Pribadi yang Menyenangkan
Bunga Edelweis merupakan bunya yang memiliki daya pikat tersendiri. Tidak hanya bagi manusia, namun juga bagi serangga juga terpikat dengan bunga ini.
Lebih dari 300 jenis serangga menyukai bunga yang sering disebut bunga abadi ini. Tidak jarang kita menemui Bunga Edelweis yang mendapatkan banyak serangga tertarik dan hinggap di atasnya.
Hal ini mengajarkan kita, untuk selalu menjadi pribadi yang menyenangkan. Tidak pilih kasih, dan bersikap hangat pada siapa saja. Dengan begitu, kita akan lebih disukai dan diterima oleh banyak orang di sekitar kita.
2. Tidak Membahayakan
Menjadi pribadi hendaknya tidak membawa efek buruk pada sesamanya. Justru dengan keberadaan kita hendaknya memberikan manfaat pada yang lain. Seperti halnya bunga Edelweis ini.
Bunga ini tidak beracun. Tidak hanya bebas racun, ternyata bunga ini memiliki manfaat yang luar biasa. Beberapa ahli kesehatan menyebutkan bahwa bunga ini dapat dijadikan obat sakit perut.
Begitu pula dengan kita. Dalam hidup, kita diajarkan untuk saling tolong menolong dan saling menebar kasih sayang. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya.
3. Penuh Perjuangan
Hidup di puncak pegunungan bukanlah perkara mudah untuk sebuah bunga dengan panjang sekitar 1 meter. Namun bunga Edelweis membutuhkan perjuangan hidup yang sengat keras untuk bisa bertahan hidup. Karena jika tidak, maka Bunga Edelweis tidak akan bertahan lama di puncak gunung.
Keberadaan bunga ini di puncak umum tidak hanya melambangkan perjuangan dan kerja keras. Tetapi juga pribadi yang bermanfaat dan selalu menyampaikan kabar gembira.
Berada di puncak gunung, Bunga Edelweis seolah menebarkan senyuman kepada para pendaki. Keindahan dan kecantikannya bisa menghapus lelah para pendaki.
4. Melambangkan Cinta Abadi
Binga cantik ini ternyata memiliki makna romantisme. Kendati sudah dicabut, namun bunga Edelweis masih tetap hidup. Memberikan bunga ini kepada sang kekasih adalah salah satu bentuk pengharapan kepada Sang Maha Kuasa agar cintanya bisa abadi seperti halnya bunga Edelweis.
Namun pada kenyataan tidak semua orang mengetahui makna dari bunga ini. Beberapa orang yang menyatakan cintanya dengan bunga ini justru dianggap tidak romantis.
Padahal, romantis atau tidaknya sebuah perlakukan kita pada orang yang kita sayangi bukan berasal dari bentuk pemberiannya. Namun, berasal dari makna yang terkandung dari setiap pemberian tersebut.
5. Sabar dan Ikhlas
Berada di tempat yang kering dan sukar mendapatkan air bukanlah pilihan setiap tumbuhan. Namun jika Tuhan menghendaki hal tersebut, maka sabar dan ikhlas adalah cara untuk terus bertahan hidup.
Seperti itulah yang dialami bunga ini. Takdir untuk berada di puncak gunung harus diterima dengan lapang dada, sabar dengan penuh keikhlasan.
Bunga ini tidak pernah membangkang pada penciptanya karena hidupnya berada di puncak gunung. Sebaliknya, bunga ini terus menebar senyum kapada siapapun yang melewatinya. Menjadi hiburan dan menghapus lelah para pendaki gunung.
Itulah tadi sederet ulasan tentang filosofi bunga Edelweis. Bunga yang tawarkan keindahan untuk menghilangkan rasa capek dan lesu para pendaki gunung. Dari bunga ini, kita bisa belajar banyak hal dalam kehidupan untuk jadi pribadi yang lebih baik dari yang lalu. Semangat memperbaiki diri!