efek negatif kebanyakan belajar

5 Efek Negatif Kebanyakan Belajar Ini Harus Segera Dihindari

Efek negatif kebanyakan belajar? Memangnya ada? Tentu ada dong. Apapun itu yang berlebihan, pasti tidak bagus untuk suatu hal. Entah untuk kesehatan baik raga maupun rohani, atau bisa juga untuk lingkungan sekitarnya. Memang belajar merupakan sebuah kegiatan yang berfaedah, tetapi jika dilakukan dengan berlebihan, jadinya malah sebaliknya. Bukankah kita sering dinasehati bahwa belajar 60 menit sehari namun konsisten selama sebulan lebih baik daripada belajar 16 jam sehari dalam 2-3 hari saja?

Efek negatif kebanyakan belajar justru sangat kentara, mulai dari anak yang stress, ataupun fungsi otak kurang maksimal karena terus diforsir untuk berpikir dan tidak ada kata istirahat. Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI kita mencanangkan wacana belajar full day di sekolah. Apakah ini benar-benar efektif? Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan filosofi pendidikan yang ditanamkan Ki Hadjar Dewantara kala itu. Bahwa, belajar adalah bermain, tidak ada paksaan sedikit pun.

Nah, karena itulah, belajar sebaiknya harus dimulai dari diri sendiri. Motivasi belajar paling baik ialah motivasi dari dalam diri, yang memang benar-benar ingin mempelajari sesuatu hingga mampu menguasainya. Bukan dari paksaan ataupun iming-iming hadiah. Lalu, bagaimana jadinya apabila kita sering memaksa anak untuk belajar giat tanpa kenal waktu? Tentu akan ada efek sampingnya. Berikut adalah efek negatif kebanyakan belajar yang sebaiknya segera dihentikan dan tidak diulangi lagi. Cek yuk!

1. Efek negatif kebanyakan belajar: anak jadi mudah stres

efek negatif kebanyakan belajar
via images.google.com

Ketimpangan antara hal yang menjadi beban dan kesenangan menjadi masalah serius terhadap proses belajar anak. Anak yang terus ditekan untuk belajar lama-lama, akan menjadikan anak tersebut stres. Kenapa? Karena mereka mendapatkan jatah kewajiban lebih banyak bahkan hampir 90% hitungan kasarnya. Sedangkan, aktivitas untuk bersenang-senang sangatlah sedikit atau bahkan 10% jika dihitung kasarannya. Apabil begini terus, anak jadi mudah stres dan bisa-bisa beralih ke tingkat depresi.

2. Justru akan sedikit ilmu yang diserap

efek negatif kebanyakan belajar
via images.google.com

Belajar banyak maka ilmu yang diserap juga banyak? Belum tentu. Karena bukan pada seberapa banyak materi yang dipelajari, tetapi seberapa paham tentang materi tersebut. Belajar satu materi tetapi paham sampai ke akar-akarnya, sangat jauh lebih baik ketimbang belajar banyak materi namun hanya permukaannya saja. Selalu ingat bahwa tujuan utama belajar adalah untuk mengerti suatu materi, untuk kemudian diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Bukan belajar banyak namun hanya sekilas saja.

3. Anak jadi kurang mahir bersosialisasi

efek negatif kebanyakan belajar
via images.google.com

Efek negatif kebanyakan belajar selanjutnya ialah kurang mahirnya anak dalam urusan bersosialisasi. Kebanyakan belajar di rumah ataupun tempat les tentu bakal mengurangi jatah bersosialisasi si anak. Anak jadi tertutup dan jarang bertemu dengan teman-temannya. Interaksi pun sangat jarang, kalaupun ada mungkin hanya sebatas chatting di grup WA. Apapun itu, bertemu dan bertatap muka tetap menjadi ajang sosialisasi yang paling dianjurkan karena bagaimanapun juga kita adalah manusia biasa.

4. Badan jadi mudah lelah dan gampang sakit

efek negatif kebanyakan belajar
via images.google.com

Ketika anak terus-terusan belajar selama berjam-jam dalam sehari, otak jadi mudah lelah sehingga akan menyalur ke tubuh. Tubuh pun jadi mudah lelah, dan kemampuan untuk menangkal penyakit pun jadi lebih rendah. Walhasil, anak jadi gampang sakit. Hal ini bermula ketika si anak terus-terusan belajar sehingga otaknya lelah, dan waktu tidur pun terpotong. Tidur si anak harusnya menjadi opsi utama dari apapun keperluan lainnya, selain tentunya makan makanan sehat lima sempurna.

5. Kemampuan komunikasi kurang terasah

efek negatif kebanyakan belajar
via images.google.com

Efek negatif kebanyakan belajar yang terakhir adalah kemampuan komunikasi anak jadi sangat terbatas. Berhubungan dengan poin nomor tiga, bahwa si anak jadi kurang mahir dalam bersosialisasi, juga akan berdampak pada kurang mahirnya anak dalam berkomunikasi. Anak yang hanya belajar di rumah atau tempat les akan bertemu dengan orang itu-itu saja. Jadi, kemampuannya untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru jadi terbatas sehingga kemampuannya pun juga kurang terasah.

Yaps, itulah tadi sederet ulasan tentang efek negatif kebanyakan belajar yang sebaiknya segera dihindari sekarang juga. Sebab, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Untuk belajar, sebaiknya mulailah berusaha menemukan apa sih yang menjadi motivasi kita untuk belajar? Apa tujuannya kita belajar? Nah, dengan pertanyaan seperti itu, kita akan mulai terpikirkan hal-hal yang menarik minat kita. Sehingga, kegiatan belajar jadi menyenangkan dan bukan jadi beban. Semoga bisa menambah wawasan!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven + ten =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.