Daftar 7 Presiden Termiskin di Dunia ini akan membuatmu berdecak kagum, karena meskipun mereka adalah seoarang pemimpin sebuah negara besar, namun gaya hidup sang presiden jauh dari kesan mewah. Mereka lebih mendedikasikan hidup mereka pada tugas untuk melayani rakyatnya, karena itu tak mengherankan sekalipun hidup mereka sederhana, mereka begitu dielu-elukan oleh rakyatnya. Dalam opini mereka, menjadi presiden bukanlah jalan untuk menumpuk harta benda, justru ini adalah sebuah pengabdian untuk mensejahterakan rakyat di sebuah negara.
Mari kita berkaca pada 7 orang Presiden paling miskin di dunia yang karena kesederhanaan, pengabdiannya yang tulus untuk bangsa dan negara, tetap mendapat penghormatan, dikagumi dan dikenang oleh rakyat di negaranya.
K.H. Abdurahman Wahid, Presiden Republik Indonesia Yup, beliau merupakan presiden Indonesia yang penampilannya biasa-biasa saja. Tapi semua itu tidak mengurangi kharismanya sebagai seorang presiden yang hangat, cerdas dan banyak ilmunya. Orang-orang mengenal beliau dengan sapaan Gus Dur. Di masa mudanya, Gus Dur sering bertualang dari satu negara ke negara lain untuk berburu ilmu, misalnya ia pernah menimba ilmu di Mesir, kemudian pindah ke Irak, Perancis hingga negara Jerman. Saking sederhananya, Gus Dur hanya mau mengenakan sandal biasa yang harganya murah dan tidak begitu peduli pada merk. Ia juga tak punya dompet untuk menyimpan uangnya. Mungkin anda masih ingat bagaimana celotehan-celotehan segarnya membuat kita tertawa bersama seakan-akan beliau masih ada. Di tahun 1999 beliau terpilih menjadi Presiden dengan masa jabatan yang singkat, hingga tahun 2001. Tapi kita mengenal salah satu kebijakannya yang penting yaitu penggunaan nama Papua untuk mengganti nama Provinsi Irian Jaya.
Hugo Chavez, Presiden Venezuela Ia dikenal sebagai seorang Presiden yang berani memberi komentar pedas pada kepemimpinan Presiden Amerika George Bush. Kala itu beliau memberi pernyataan berani di depan sidang umum PBB dengan berkata bahwa, “Setan itu kemarin berada di sini dan bau belerang masih terasa di Podium tempat saya berdiri.” Dikenal dengan nama panggilan ‘El Comandante’ dan menjabat sebagai presiden di tahun 1999. Beberapa kebijakan penting yang dibuatnya antara lain melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan penting, melipatgandakan anggaran kesehatan dan pendidikan, kemudian menuntaskan kemiskinan. Dengan semua kebijakan populisnya itu ia didaulat sebagai Bapak rakyat miskin Venezuela. Ia dicintai oleh semua rakyatnya hingga banyak tembok dan dinding-dinding rumah dilukisi wajah Chavez. Venezuela pun dilanda duka dan kesedihan begitu beliau wafat karena penyakit kanker di tahun 2013.
David Cameron, Perdana Menteri Inggris
Di Benua Eropa Hedonisme tampaknya sudah merasuki semua bidang kehidupan. Adalah sebuah keanehan jika seorang pemimpin sekaliber Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menjalani gaya hidup sederhana yang tak biasa. Tapi itulah potret diri yang sesungguhnya dari sang perdana menteri, beliau rela untuk pergi ke kantor naik kereta umum yang disebut The Tube untuk mengkampanyekan program pemotongan belanja pemerintah yang sempat membengkak. Karena kebersahajaan ini, banyak orang menjadikan David Cameron sebagai sosok yang populer. Rakyat Inggris seringkali tidak menyadari jika pada suatu kesempatan mereka berada di gerbong yang sama dengan sang perdana menteri.
Jose Mujica, Presiden Uruguay
Jose Mujica tercatat sebagai salah seorang Presiden yang paling miskin di dunia dengan gaji hanya sebesar US $ 1.250 per bulan, saat itu kurang lebih Rp. 11 Juta, padahal besaran gaji yang ia terima per bulan mencapai US $ 12.500. Rupanya ia menyumbangkan sisa gajinya untuk rakyat miskin. Dalam sebuah laporan harta kekayaan pejabat negara Uruguay, di tahun 2010 diketahui bahwa harta yang dimiliki oleh Presiden Mujica hanya sebesar US $ 1.800 saja, itupun berasal dari taksiran harga mobil VW Beetle tahun 1987 miliknya. Presiden Mujica memimpin negaranya dengan penuh kontroversi. Salah satu kebijakannya yang kontroversial adalah menjadi negara pertama di dunia yang melegalisasi produksi dan pemakaian ganja. Menurutnya ini adalah cara efektif untuk menurunkan angka kriminalitas dan menghabisi kehidupan para Bandar illegal.
Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran
Bagi negara-negara barat, nama Ahmadinejad sangat ditakuti karena mengingatkan kita pada program nuklir iran. Ahmadinejad adalah sosok presiden yang sederhana, sebelum menjabat sebagai Presiden Iran, ia lebih dulu memegang jabatan sebagai Walikota Teheran dari tahun 2003 sampai tahun 2005. Orang-orang dekatnya menceritakan bahwa ketika menjabat sebagai walikota, beliau tidak bersedia untuk tinggal di rumah dinas yang mewah, ia malahan mengontrak sebuah rumah di gang buntu yang dekat dengan pemukiman penduduk miskin di Teheran. Untuk bepergian, Ahmadinejad sama sekali tidak mengandalkan fasilitas mobil mewah milik negara, ia memakai sedan butut merk Peugeot lansiran tahun 1977. Gaya berpakaian Ahmadinejad tidaklah glamour seperti pejabat negara yang lain, ia tampil dengan pakaian yang merakyat dan penuh aura kesederhanaan. Karena hal inilah akhirnya ia sukses mengantongi 61% suara pemilu dan menjadikannya Presiden Iran.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda
Mark Rutte dilahirkan di Den Haag pada tahun 1967 tepat di Hari Valentine. Sekalipun ia tumbuh di lingkungan aristokrat tak membuatnya berbesar hati dengan segala kemewahan yang ia nikmati. Orang tuanya menanamkan pentingnya hidup sederhana, kesediaan untuk memberi bantuan dan kerja keras. Semua itu ia junjung tinggi hingga sudah bukan merupakan pemandangan aneh jika anda melihat Rutte pergi ke kantor dengan hanya menggunakan sepeda. Sosok perdana menteri yang jago bermain Piano ini bukan seseorang yang susah untuk ditemui, padahal notabenenya ia adalah seorang perdana menteri. Luar biasa bukan? Dalam memahami sebuah persoalan, Rutte selalu meninjaunya dari banyak sisi. Karena itu saat bertemu dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu, Beliau dengan tegas menolak dukungannya terhadap program perluasan wilayah pemukim Israel di Tepi Barat. Begitupun halnya dengan kasus Rawa Gede yang terjadi pada masa revolusi perjuangan kemerdekaan. Di masa itu sebanyak 430 rakyat Indonesia dibantai oleh Tentara Belanda, atas kasus ini, Rutte pun langsung menyatakan permohonan maafnya dan memberikan kompensasi.
Raffael Correa, Presiden Equador
Sebagai lulusan sebuah lembaga Pendidikan Tinggi di Amerika Serikat, ia justru tidak menerapkan prinsip kapitalisme dalam menjalankan tugasnya sebagai Presiden Equador. Ia lebih memilih untuk hidup sederhana dan membangun negaranya dengan cara yang ia yakini benar. Untuk memperluas akses pendidikan, Correa menambah jumlah anggaran belanja negara untuk pendidikan dan kesehatan. Dua hal penting ini sengaja dominasinya dipegang oleh pihak pemerintah dan tidak melibatkan pihak swasta. Hal yang sama berlaku untuk pengelolaan sumber daya alam. Untuk menyelematkan perekonomian negara dari defisit, Correa mengeluarkan kepres untuk menahan pembayaran gaji pejabat negara selama dua tahun. Ini termauk gaji presiden, wakil presiden, menteri dan pejabat tinggi yang lain. Dengan cara ini, ia sukses menyelamatkan APBN negara tanpa mengurangi subsidi untuk rakyatnya.
Sekalipun hanya berupa ulasan singkat, informasi tentang Presiden Termiskin di Dunia ini bisa menjadi masukan berharga bahwa kepemimpinan yang masuk di hati tidak selalu diidentikkan dengan kemewahan dan cara-cara otoriter dalam pemimpin negara, justru kedekatan dengan rakyat dan keterbukaan adalah sesuatu yang lebih dirindukan.