Banyak diantara kamu yang telah mengenal olahraga tenis meja dan sepak bola. Namun pernahkah kamu melakukan olahraga yang mengkombinasikan tenis meja dan sepak bola? Lalu bagaimana cara memainkan olahraga kombinasi ini?
HEADIS namanya, olahraga yang memadukan tenis meja dan sepak bola menjadi sebuah olah raga baru. Dilihat dari namanya, olahraga satu ini tentunya berhubungan dengan kepala. Dan tentu saja, kepala adalah hal yang paling kamu butuhkan dalam memainkan olah raga satu ini.
Kepanjangan dari Header Table Tennis, HEADIS menggunakan meja yang sangat menyerupai tenis meja serta menggunakan bola karet berdiameter 7 inci. Dari segi peraturan pun, HEADIS menyerupai tenis meja, dimana seorang pemain harus melakukan service menggunakan kepalanya dan menyundul bola karet ke arah lawan. Setelah itu lawan akan menyundul balik bola tersebut, dan permainan akan berlangsung hingga salah satu tidak berhasil melakukan serangan balik.
Sedikit yang berbeda dengan tenis meja dan cenderung mirip dengan tenis pada umumnya adalah, apabila bola melambung di udara maka pemain berhak melakukan sundulan smash. Penggunaan kepala sebagai alat penyundul bolanya adalah salah satu keunikan tersendiri, karena tentunya akan sangat menuntut konsentrasi pemainnya. Bola yang digunakan juga cenderung lebih empuk dibandingkan bola pada olahraga sepak bola, sehingga tidak perlu takut pusing bila terlalu sering menyundul.
Olahraga ini pada tahun 2010 di bulan Februari berhasil mendapat penghargaan sebagai satu dari sekian banyak peserta kompetisi start-up. Kompetisi ini merupakan kompetisi bagi para industri olahraga terbesar di dunia, sehingga selain HEADIS sendiri masih banyak peserta lainnya yang juga mengusung olahraga jenis baru dan unik. Nama kompetisi ini adalah ISPO Brandnew Award dan kompetisi ini diadakan di kota Muenchen.
Dari segi perkembangannya, HEADIS muncul pada tahun 2006. Olahraga ini dikembangkan oleh Rene Wegner yang merupakan mahasiswa jurusan olahraga universitas Saarbrucken. Olah raga ini ia mainkan dan kembangkan di kolam renang di Kaiserslautern, Jerman.
Pada waktu itu, ia ingin bermain sepak bola namun lapangan yang digunakan untuk olahraga sepak bola sedang digunakan oleh tim lain. Oleh karena itu, ia mulai bermain bola dengan menyundulnya dengan pembatas meja yang digunakan untuk tenis meja. Semenjak saat ini, Rene beserta rekannya Felix Weins mengembangkan olahraga ini.
Pada tahun 2008 HEADIS menjadi bagian dari program olahraga di universitas Saarbrucken, Jerman. Pada tahun itu pula olahraga ini semakin menyebar di berbagai universitas di Jerman. Peraturannya yang mudah dan cara bermainnya yang simpel serta menyenangkan, membuat HEADIS dengan mudah di seluruh Jerman dan Eropa. Selain itu, media massa seperti koran dan televisi sangat membantu dalam mengenalkan HEADIS di masyarakat.
Sebenarnya HEADIS sejak tahun 2007 , peminat HEADIS semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Bahkan di Eropa saat ini sudah terdapat beberapa turnamen HEADIS yang diadakan di skala universitas bahkan daerah. Salah satu universitas yang telah memiliki turnamen HEADIS sendiri adalah universitas Goettingen.
Semakin bertambahnya peminat dan pemain HEADIS dari tahun 2007, maka di tahun 2008 muncul lah turnamen HEADIS pertama yang diadakan di Jerman. Hingga saat ini, turnamen HEADIS diadakan rutin sebanyak 10 hingga 12 kali turnamen setiap tahunnya. Turnamen HEADIS tidak hanya diikuti oleh kaum laki – laki, namun kaum perempuan dan para remaja pun ikut serta dalam turnamen ini untuk meraih gelar juara dunia.
Setiap turnamen HEADIS memiliki ranking nya sendiri – sendiri, sehingga para juara dari turnamen – turnamen tersebut dapat di konversi menjadi point. Point tersebut dapat digunakan untuk mengikuti turnamen HEADIS terbesar dengan ranking bintang lima, yaitu HEADIS World Championship. Ajang turnamen ini sangat bergengsi dan berhadiah sangat besar, oleh karena itu banyak tim HEADIS yang mengincar posisi juara di turnamen ini.
Karena olahraga ini dikembangkan di Jerman, oleh karena itu saat ini mayoritas tim HEADIS berasal dari Jerman. Namun berkat perkembangannya yang cukup pesat, pemain HEADIS saat ini juga banyak yang berasal dari Luxembourg, Perancis, Spanyol, dan Inggris. Klub HEADIS pertama yang berdiri adalah klub “HEADIS United Saarbrucken” yang didirikan pada tahun 2007. Semenjak saat itu, pendirian klub HEADIS semakin berkembang di universitas – universitas.
Hingga saat ini, HEADIS telah berkembang di lebih dari 15 universitas di Jerman. Beberapa universitas lain di luar Jerman seperti Perancis dan Inggris pun sedang mengusulkan HEADIS sebagai olahraga resmi universitas. Karena membutuhkan area yang cenderung kecil dan permainannya sendiri sangat atraktif, peminat HEADIS bertambah dengan pesat.
Beberapa aturan yang berlaku di HEADIS diantaranya adalah, diperbolehkan melakukan sundulan volley. Sundulan ini adalah saat bola belum menyentuh area pertahanan, pemain diperbolehkan untuk menyundul bola untuk memberikan serangan. Bagian tubuh pemain pun diperbolehkan untuk menyentuh meja HEADIS ketika pemain sedang melakukan serangan.
Pemberian nilai pada olahraga HEADIS menyerupai tenis meja, dimana olahraga ini dimainkan hingga salah satu pemain mencapai skor 11. Pemain akan diumumkan sebagai pemenang apabila berhasil lebih dulu mengumpulkan kemenangan sebanyak 2 putaran. Peraturan ketika pemain mendapatkan skor sama, mirip dengan tenis meja dimana pemain akan terus bermain hingga berhasil memberikan selisih sebesar 2 poin skor.
Walaupun olahraga ini adalah olahraga kombinasi dari tenis meja dan sepak bola, HEADIS memiliki kemiripan secara fisik dengan olahraga badminton. Hal ini dapat dilihat dengan bentuk medianya yang menyerupai badminton. Perbedaan mendasar dan paling mencolok adalah penggunaan kepala sebagai alatnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Saarland menunjukkan bahwa energi yang digunakan ketika bermain HEADIS sama besarnya ketika seseorang bermain badminton. Oleh karena itu olahraga HEADIS dianggap sebagai salah satu olahraga yang serius dan melelahkan. Bagi para pemain sepak bola, HEADIS dianggap sebagai olahraga yang cukup mudah karena kesamaannya dengan olahraga sepak bola sendiri. Penggunaan kepala sebagai alat penyundulnya ini lah yang menyerupai sepak bola.
Dari segi manfaat, walaupun olahraga HEADIS belum se-fenomenal olahraga sepakbola, HEADIS dapat memiliki manfaat yang cukup besar bagi beberapa orang. HEADIS dapat digunakan sebagai olahraga latihan bagi para pesepak bola muda untuk melatih kemampuan menyundulnya. Selain melatih kebiasaan menyundul, HEADIS juga bermanfaat untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi ketika menyundul bola.
Buat kamu yang masih penasaran dengan HEADIS, kamu bisa coba cari video permainannya di internet. Olahraga satu ini sangat menguras tenaga dan konsentrasi, karena kamu harus bisa menentukan arah serangan bola lawan dan harus mampu menyerang balik. Selain itu, banyak pemain HEADIS berpengalaman yang melakukan berbagai atraksi menarik sehingga membuat olahraga ini semakin seru dan menyenangkan.
Jadi, sudah siap untuk bermain sundul bola ala HEADIS? Segera buat tim HEADIS kamu dan berlatih dengan semangat. Siapa tahu kelak Indonesia mampu memimpin dan menjadi juara di turnamen HEADIS skala dunia! Salam Sundul!