Filosofi zakat mal seringkali membuat kita menjadi lebih bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dalam hidup. Sebab, dengan berzakat, artinya kita sedang merelakan titipan Tuhan untuk diberikan kepada mereka yang lebih berhak mendapatkannya. Sikap merelakan ini dinamakan dengan ikhlas, semata-mata dilakukan untuk mencari berkah yang telah ditimpakan kepada kita di dunia.
Berzakat tentu memiliki banyak keuntungan, baik dari segi spiritual maupun emosi. Selain berpahala besat, zakat ternyata mampu membuat perasaan dan emosi kita menjadi lebih stabil. Kita akan lebih mudah dalam menerima setiap keputusan hidup yang telah kita jalani ketika mengarungi hari demi hari. Kita akan lebih mudah bersyukur atas apa yang sudah kita usahakan untuk mendapatkan sesuatu.
Nah, filosofi zakat mal itu sendiri telah dikembangkan menjadi sebuah kebiasaan. Dalam Islam, zakat merupakan rukun yang tentu tak boleh dilewatkan. Berzakat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Macam-macam zakat bisa disesuaikan dengan masing-masing negara.
Dari tradisi dan kewajiban berzakat, kira-kira apa saja yang bisa kita ambil hikmahnya dari filosofi zakat mal itu sendiri? Daripada berpikir lama-lama, mending kita langsung bahas aja. Cek yuk ulasannya berikut ini.
1. Filosofi zakat mal: Perintah dari Tuhan untuk manusia di bumi
Tuhan ialah pencipta seluruh alam semesta, termasuk dalam memberikan rezeki yang diterima kepada setiap umat manusia. Tuhan memiliki segalanya, termasuk harta benda. Harta benda yang sekarang menjadi milik kita, sesungguhnya itu bukanlah murni milik kita. Itu hanyalah titipan dari Tuhan, dan kita hanya bertugas untuk menjaga dan merawatnya.
Karena itulah, Tuhan memerintahkan kita untuk senantiasa menyalurkan harta benda ke hal-hal yang bermanfaat dan memberikan kebahagiaan kepada orang lain di sekitar kita. Kemuliaan dalam hidup yang sesungguhnya ialah saat kita mampu memberikan kontribusi nyata dan zakat ialah salah satu caranya. Untuk membantu sesama yang sedang berkekurangan, dan lebih membutuhkan daripada kita.
2. Solidaritas sosial merupakan alasan kedua kenapa kita harus berzakat
Seperti yang kita tau selama ini, bahwa manusia tidak bisa lepas dari masyarakat sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri atau sengaja menyendiri untuk hilang dari peredaran masyarakat. Kita butuh sebuah ruang lingkup sosial yang memberi kita ruang untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, kita juga bisa berkontribusi, belajar hal-hal seperti sopan santun, adat istiadat, ataupun bahasa.
Sebagai masyarakat yang baik, tentu kita harus peduli pada masyarakat lainnya. Peduli bahwa masyarakat tak selamanya kaya, ada mereka yang berkekurangan dan lebih membutuhkan harta benda yang kita punya. Karena itu, sebagai bentuk solidaritas sosial, kita diwajibkan untuk berzakat dan mengikhlaskan sebagian harta benda untuk diberikan kepada mereka yang lebih membutuhkan.
3. Rasa persaudaraan yang tinggi pun jadi wujud makna dari berzakat
Kita boleh saja berbeda kasta, suku, ras, tempat tinggal dan lainnya, tapi yang jelas kita tetap sama dalam sisi kemanusiaan dan gotong royong. Apalagi bagi masyarakat Indonesia yang sudah terkenal jiwa kebersamaannya, meski berbeda-beda namun tetap satu jua. Bersaudara tentu sudah menjadi ikon bagi diri kita di antara masyarakat sekitar, dengan masyarakat lainnya di Indonesia.
Karena itulah, hubungan persaudaraan bukan hanya soal memberi dan menerima, atau sekadar bertukar peran untuk saling mendapatkan keuntungan. Namun, lebih dari itu, sebagai saudara kita juga dibina agar bisa melakukan sifat mulia, yakni memberi tanpa mengharap imbalan serta membantu tanpa harus diseru. Itulah wujud dari rasa persaudaraan yang mengalir di setiap aliran darah kita.
Nah, kira-kira itulah tadi sederet ulasan tentang filosofi zakat mal yang tentu saja bakal membuat kita menjadi lebih bersyukur dan mengerti sisi positif dibalik seruan untuk berzakat. Seperti yang sudah-sudah, bahwa setiap keputusan dalam hidup kita tentu memiliki makna dan sisi baiknya tersendiri, tergantung kita bagaimana memaknai dan mengambil sudut pandang.