Filosofi rumah Joglo mengajarkan kita tentang banyak hal. Terlebih, orang Jawa sangat terkenal dengan filosofinya. Mulai dari tradisi hingga tata krama, semua menyiratkan beragam filosofi yang sangat menarik kalau kita pelajari. Terlebih, kalau kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu banyak yang bisa kita petik dari filosofi rumah Joglo. Rumah tradisional ini bisa kamu temui di seluruh wilayah di Jawa Tengah. Seluruh lapisan masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam bangunan rumah yang sebagian besar berbahan kayu ini.
Kira-kira, apa saja yang bisa kita pelajari dan terapkan dari filosofi rumah Joglo? Daripada penasaran, yuk langsung simak aja ulasannya.
1. Teras Menunjukkan Keakraban dan Keramahan
Biasanya Rumah Joglo memiliki teras yang berada di depan rumah. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu tradisi dari pemilik rumah ini adalah keramahan dan keakraban. Dengan berada di teras, siapa saja yang lewat akan mudah bertegur sapa. Bahkan tidak segan untuk mampir sejenak walaupun hanya untuk membicarakan hal sepele.
2. Beratap Rendah Menggambarkan Kerendahan Hati
Atap rendah merupakan salah satu ciri dari rumah joglo. Sebagus apapun dan sekaya apapun pemiliknya, atap rumahnya tetap rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rumah joglo identik dengan kerendahan hati.
Kekayaan ataupun derajat dalam masyarakat tidak menjadikan pemiliknya sombong dan angkuh. Malah lebih memiliki atap yang rendah sehingga setara dengan rumah masyarakat lainnya.
3. Pendopo Melambangkan Kebersamaan dan Keramahan
Pendopo dalam adat rumah joglo di Jawa biasanya dibangun tanpa dinding. Hal ini menunjukkan bahwa orang jaman dahulu bersifat terbuka bagi siapa saja yang hendak menemuinya. Tanpa terkecuali pejabat ataupun rakyat jelata, semuanya akan diterima dengan keterbukaan dan keramahan.
Satu lagi, biasanya pendopo tidak menggunakan kursi untuk duduk, melainkan lantai biasa. Ini membuktikan bahwa jaman dahulu persamaan derajat benar-benar dijaga. Baik pemilik rumah ataupun tamu akan duduk rata dan sama rasa dengan tamu yang hadir.
4. Tanpa Pagar Pembatas untuk Menjamu Siapa Saja
Biasanya rumah Joglo dibangun tanpa memiliki pagar pembatas. Walaupun ada biasanya hanya dibuat dari pohon hiasan. Di sini bisa disimpulkan bahwa orang jaman dahulu sangat welcome pada siapa saja. Tamu yang datang dari segala penjuru tetap akan disambut dan dijamu dengan sangat istimewa.
5. Dapur yang Lebar Melambangkan Semangat Gotong Royong
Salah satu ciri khas dari rumah joglo adalah dapur yang lebar dan luas. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rumah joglo kebersamaan serta semangat gotong royong sangatlah kental. Dapur yang luas mengisyaratkan bahwa jaman dahulu yang memasak di dapur tidak hanya seorang.
Akan tetapi beberapa anggota keluarga juga turut membantu kegiatan di dapur. Belum lagi setiap ada hajatan, biasanya keluarga atau tetangga lainnya juga turut membantu sehingga membutuhkan dapur yang cukup luas.
6. Halaman yang Luas untuk Kebersamaan dalam Keluarga
Kebersamaan dalam keluarga sangatlah penting. Hal ini ditunjukkan dengan memiliki halaman yang luas. Biasanya halaman ini menjadi tempat bermain anak-anak bersama keluarga, sodara, ataupun dengan anak-anak tetangga. Sehingga anak kecil tidak bermain ke jalan raya yang tentunya sangat berbahaya.
Tidak jarang juga halaman biasanya ditanami bunga dan sebagainya. Keindahan dan keakraban dalam berumah tangga bisa dilihat dari halaman rumah joglo.
Itulah tadi beberapa hal yang bisa kita petik pelajaran dari filosofi rumah Joglo. Percayalah, leluhur kita mewariskan tradisi yang jelas ada manfaatnya untuk kita semua. Semoga informasi tadi bisa menambah wawasan kamu, ya!