Budaya Jawa terutama, sangat khas dengan kehadiran nasi tumpeng. Nasi dengan warna khas kuning cerah ini ternyata punya banyak arti. Tidak heran, kalau filosofi nasi tumpeng juga bisa kita teladani. Sebab, orang Jawa dulu, juga mengharapkan kehadiran nasi tumpeng bisa jadi salah satu pewaris budaya Indonesia.
Di kehidupan sehari-hari kita, nasi tumpeng berperan sebagai nasi yang biasa dihadirkan di acara peringatan atau peresmian sesuatu hal. Ternyata, ada alasan yang kuat dibalik pemilihan nasi tumpeng sebagai ikon di acara-acara tersebut. Nah, alasan-alasan inilah yang bakalan kita ulas lebih dalam lagi.
Langsung simak aja yuk, sederet filosofi nasi tumpeng yang mengajarkan kita tentang banyak hal di kehidupan ini. Cek yuk!
1. Berbentuk Kerucut Sebagai Lambang Menyembah Tuhan
Nasi tumpeng dikenal bentuknya yang menyerupai kerucut ke atas. Berdasarkan budaya Jawa kuno bentuk ini menyerupai gunung yang merupakan sajian kepada penguasa gunung (Jaman Hindu Budha).
Tetapi seiring dalam perkembangan Islam, nasi tumpeng yang sudah diadopsi memiliki bentuk mengerucut ke atas yang berarti nasi tersebut merupakan wujud dari rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nasi Putih Berarti Bersih
Nasi tumpeng biasanya berwarna putih menunjukkan bahwa makanan yang kita konsumsi harus bersih dan halal. Seperti yang diketahui nasi yang kita makan akan menjadi darah dan daging, oleh karena itu sebaiknya harus benar-benar baik, bersih dan halal.
3. Ayam Jago Dimasak Dengan Bumbu Kunir/Kuning
Penggunaan ayam jago untuk lauk pada nasi Tumpeng juga memiliki filosofi tersendiri. Pemotongan dan memasak ayam jago sebagai lauk tumpeng bermakna menyingkirkan sifat sombong, congkak, tidak setia, bahkan kalau berbicara selalu menyela. Semua sifat buruk tersebut terdapat pada diri ayam jago.
4. Ikan Lele Sabar, Tenang dan Tabah
Sejatinya dalam nasi tumpeng menggunakan ikan lele, bukan ikan dorang, ikan bandeng dan sebagainya. Hal ini dikarenakan ikan lele yang berasal dari air yang tenang, dasar air, serta mampu hidup dalam air yang kerus sekalipun memiliki makna tabah, tenang serta sabar menghadapi keadaan kacau balau.
5. Ikan Asin Menunjukkan Kebersamaan
Ikan Asin yang berasal dari ikan teri pada Nasi Tumpeng biasanya dimasak dengan tepung. Penggunaan ikan ini kerukunan dan kebersamaan yang merupakan salah satu cermin dan budaya bagi masyarakat di Indonesia.
6. Telur Bulat Sebagai Fitrah Manusia
Telur sebagai lauk dari nasi tumpeng bulat. Tidak terbelah bahkan masih tetap sama kulit atau cangkangnya. Hal ini memberikan makna bahwa untuk memperoleh sesuatu haruslah melalui proses. Tidak instan seperti yang marak saat ini. Orang yang memakannya harus membuka kulitnya dulu, sebagai bentuk perwujudan proses dalam menikmati sesuatu.
Selain memiliki makna proses penggunaan telur juga sering disebut sebagai fitrah. Telur yang merupakan awal dari terciptanya anak ayam ini merupakan sosok yang fitrah. Artinya semua manusia pada fitrahnya adalah sama, namun yang membedakan adalah ketakwaannya dan tingkah lakunya.
7. Urap dan Sayur Melambangkan Makna yang Beragam
Pemilihan sayuran untuk urap memiliki makna yang sangat dalam. Seperti halnya bayam (bayem) artinya tentram, kangkung artinya jinangkung atau melindung, dan kacang panjang artinya berfikir panjang.
Sedangkan cabe merah di ujung tumpeng artinya adalah api di atas gunung yang dimaksudkan adalah penerangan atau manfaat bagi orang banyak, kecambah artinya adalah tumbuh dan beberapa sayuran lainnya yang juga emmiliki makna yang cukup dalam.
Wah, ternyata banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari filosofi nasi tumpeng. Begitu teladannya ikon acara peringatan atau peresmian ini, yang membuat kita menjadi manusia yang lebih tenang, hangat, dan juga saling membantu sesama. Semoga menambah inspirasi kamu, ya!