Hai Gaes. Jumpa lagi dengan kami. Kali ini, kami ingin membahas tentang filosofi yang terkandung di dalam keris. Seperti yang kita tau, Keris adalah senjata tradisional yang cukup disakralkan dalam budaya jawa. Dan ini, dilestarikan turun temurun.
Di beberapa tempat, keris amat identik dengan hal-hal mistis. Namun bukan berarti setiap keris yang kamu jumpai di pengrajin mengandung keris ya gaes. Terlepas dari hal tadi, keris memiliki makna filosofi yang mendalam.
Lantas, apa sajakah kandungan filosofi yang ada pada sebuah keris? Daripada penasaran, mending kita simak yuk ulasan berikut ini?
1. Wrangka atau Rangka
Filosofi keris Jawa yang pertama, ialah wrangka, rangka atau sarung keris merupakan bagian (kelengkapan) keris yang memiliki fungsi tertentu. Dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, bagian wrangka inilah yang secara langsung dilihat oleh khalayak umum. Oleh karenanya, wrangka ini sering dijadikan indicator status sosial dari pemegangnya.
Dari Wrangka ini, kita bisa menarik pelajaran agar selalu merias diri saat ingin keluar rumah. Bagaimanapun juga, seseorang yang terlihat rapi lebih dihargai dimanapun ia berada. Tak perlu menggunakan aksesoris yang berlebih, asalkan rapih kita akan lebih berwibawa.
2. Wilah
Wilah atau wilahan merupakan bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri dari bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan. Wilahan ini biasa disebut dapur. Namun penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah terbagi lagi menjadi banyak nama.
Di bagian Wilah ini, biasanya diletakan corak-corak tersendiri oleh sang pengrajin yang berfungsi untuk membedakan ataupun mengistimewakan antara keris yang satu dengan keris yang lain. Bagi sang pengrajin, proses pengerjaanya membutuhkan ketelitian tersendiri agar menghasilkan wilah yang presisi.
Ketelitian tersebut tentunya menginspirasi kita agar hidup dengan lebih teliti. Di dunia ini, banyak sekali perkara perkara yang samar dan menggoda kita untuk berbelok dari hukum yang sudah digariskan oleh sang pencipta.
Dalam filosofi keris Jawa yang kedua ini, ada pesan tersendiri yang bisa kita teladani. Yakni, jangan sampai kita merasa sedang melakukan perbaikan, tapi sebenarnya kita sedang melakukan kerusakan yang dapat membinasakan diri kita sendiri dimata sang pencipta dan dimata manusia.
3. Luk
Luk merupakan bagian dari keris yang bentuknya berkelok dari wilah-bilah keris. Dan bila dilihat dengan seksama, bentuknya bisa dibagi kedalam dua golongan besar. Yakni keris yang memiliki Luk lurus serta keris yang bilahnya agak berkelok-kelok atau luk. Masing-masing jenisnya memiliki ciri khas. Sehingga bisa dengan mudah dikenali, dan digunakan oleh para pemakainya.
Begitu juga dengan manusia. Filosofi keris Jawa yang terakhir ini mengajarkan kita agar seharusnya memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya, dengan menempuh pendidikan, sertifikat, gelar di universitas ataupun sebagainya.
Bila kita sudah memiliki ciri khas tadi, kita akan lebih mudah mengabdikan diri kita untuk masyarakat, mencari pekerjaan yang halal, dan dapat berkompetisi secara sehat di dunia pekerjaan.
Oke gaes, itulah tadi artikel singkat kami tentang filosofi keris jawa yang bisa kita ambil dan kita resapi maknanya. Semoga kita bisa memperoleh hikmah dari postingan ini ya. Terimakasih, see you next post gaes!