Memaknai batik sebagai warisan nusantara untuk dunia, mungkin terdengar biasa saja. Tidak sekadar memakainya sebagai aksen fesyen klasik-modern, tetapi kita wajib memaknai filosofi batik yang mengajarkan banyak hal di sendi-sendi kehidupan.
Sayangnya, orang-orang zaman sekarang, baru sebatas mengenakan batik untuk keperluan fesyen. Bukan karena cinta dan mempelajari filosofi di dalamnya. Ini tentu menjadi PR besar bagi kita semua, rakyat nusantara yang hampir terkikis budaya tradisionalnya.
Nah, untuk membangkitkan kembali budaya tradisional, kita perlu setidaknya mempelajari filosofi batik sebagai pemanasannya. Kira-kira, apa saja yang bisa kita pelajari dari motif batik ini? Langsung simak aja yuk!
1. Sido Luhur
Batik motif Sido Luhur memiliki makna luhur jasmani (materi) serta luhur rohani. Yang dimaksud luhur jasmani atau materi adalah tercukupinya segala kebutuhan jasmani (ragawi) seperti contoh pangkat, jabatan, derajat, profesi, dan sebagainya.
Sedangkan luhur rohani yakni meliputi keluhuran hati, budi, tingkah laku, kesopanan, dan sebagainya. Jadi motif Sido Luhur memiliki makna penggunanya memiliki sifat luhur.
2. Sido Asih
Motif batik ini berasal dari Keraton Surakarta dan memiliki makna asih atau kasih sayang. Bisa dibayangkan bahwa batik ini memiliki pesona kelembutan dan biasanya digunakan oleh orang keraton pada saat malam pengantin.
3. Parang Kusumo
Motif batik ini juga berasal dari Surakarta yang memiliki makna perjuangan untuk memperoleh kabahagiaan atau keharuman bunga (kusumo). Batik ini biasanya digunakan pada calon pengantin ketika tukar cincin. Tentunya memiliki filosofi bahwa untuk mencapai kebahagiaan butuh perjuangan baik lahir maupun batin.
4. Truntum
Batik ini biasanya digunakan oleh orang tua pengantin. Motif batik truntum memiliki makna yang mengandung pelajaran bagi si pengantin (anak) yakni bahwa dalam mengarungi samudera kehidupan pastilah terjadi liku-liku. Oleh karena itu, kedua mempelai harus siap dengan rintangan dan liku yang menunggu mereka.
5. Parang Barong
Batik motif ini saat ini cukup banyak digunakan dan tersebar di seluruh nusantara. Padahal sejatinya motif batuik ini memiliki filosofi yang cukup dalam. Berasal dari kata parang atau batu karang serta barong yang berarti singa.
Motif ini merupakan salah satu motif batik yang sakral karena memiliki makna senjata, serta kekuasaan. Sehingga biasanya motif batik ini digunakan untuk acara khusus keagamaan dan acara sakral lainnya.
6. Sekar Jagad
Motif batik ini berasal dari bahasa Kar dan Jagad yang berarti peta dunia. Dengan kata lain, maksud dari motif batik ini adalah lambang perdamaian dunia. Sehingga motif yang indah dengan seolah gambar berpeta-peta maksudnya adalah kesatuan atau perdamaian dalam keberagaman.
7. Semen Rama
Motif batik Semen Rama atau yang dibaca Semen Romo ini menggambarkan tiga unsur penting dalam kehidupan. Yakni daratan, udara dan air. Untuk gambar air biasanya digambarkan dengan ular, katak dan sebagainya.
Maksud dari motif ini mengandung arti kebijaksanaan dalam memimpin atau pemerintah. Sehingga jaman dahulu motif batik ini dipakai oleh para raja, pemimpin dan sebagainya.
8. Kawung Picis
Motif Kawung Picis berpola bulat dengan geometris menyerupai bunga lotus atau teratai. Maksud dari bunga ini adalah umur panjang atau keabadian. Sedangan picis atau bulan pada tengah bunga lotus diartikan sebagai uang atau mata uang sen. Secara keseluruhan makna dari motif ini adalah kejayaan atau kekayaan.
Nah, mungkin ulasan tadi belumlah cukup untuk menggambarkan kekayaan motif batik di negeri ini. Tapi setidaknya, kita bisa belajar sedikit tentang makna filosofi batik berdasarkan motifnya.